Jumat, 13 Januari 2017

Republik Madura – Slogan Bonek dan K-Conk Mania bersaudara tampaknya kian terbukti. Ribuan K-Conk Mania bersama ratusan Bonek terlihat kompak mendukung Persepam Madura United (P-MU) di Stadion Gelora Bangkalan (SGB), kamis sore (12/01/2012).

(Video dan Foto2 Lainnya Lihat Sini: Aksi K-Conk Mania, K-Conk JCC, BONKAR’S dan Bonek di Curva Est SGB Bangkalan)

Dibawah hujan deras, ribuan K-Conk Mania dan Ratusan Bonek berkumpul di basecamp K-Conk Mania di jalan Cokroatmojo Kota Bangkalan. Terlihat juga Hamim Gimbal (dirijen Bonek dan YSS) hadir ikut berbaur. Sekitar jam 15.00 WIB, dengan dikomando Presiden K-Conk Mania Jimhur Saros dan dirijen K-Conk, Memed, mereka berkonvoi menuju SGB.

Bendera K-conk dan Bonek tampak berkibar diantara konvoi sepeda motor, truk dan mobil pribadi ini. Beberapa elemen Bonek yang ikut berbaur adalah Bonek Enger Slow, Bonek Garis Hijau dan Bonek Unijoyo, Bonek BIN-031 Korwil K-Conk Loros Sorbejeh dll (Maaf sebagian saya lupa, rek!). 

Harus dipahami, kedekatan K-Conk Mania dengan Bonek ini tak lepas dari sejarah. sebagian besar dari K-Conk sebelumnya adalah Bonek yang terbiasa menyeberang selat Madura untuk mendukung Persebaya Surabaya dari dulu. Saat itu K-Conk Mania belum ada. Mereka pun meng-identitas-kan diri mereka sebagai bagian dari keluarga besar Bonek Persebaya!
Nah, seiring kebangkitan Perseba Bangkalan tahun 2008 yang merangkak dari Divisi III (kini di Divisi I), K-Conk Mania lahir. Selain mendukung Perseba Bangkalan kala bertanding di Bangkalan, para K-Conk Mania ini juga tetap hadir di Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya kala Persebaya tanding home. Bahkan seringkali mereka juga ikut tour ke luar kandang kala Persebaya menjalani away ke kandang lawan.

Dari sejarah inilah, kedekatan dua kelompok supporter ini tetap terjalin. Bahkan para K-Conk Mania ada yang bilang, K-Conk ya Bonek! Para K-Conk Mania pun menganggap Bonek sebagai saudara tua mereka.

Kembali ke kamis sore tadi…..Nah, di pelataran Stadion SGB, ratusan K-Conk juga terlihat. Namun rombongan K-Conk Mania dan Bonek yang dipimpin dirijen K-Conk Memed ini terus melaju hingga ke belakang stadion sebelah timur. Disitu mereka berkumpul dan perlahan serta tertib mereka masuk ke dalam stadion lewat pintu tribun timur.

Hujan masih mengguyur lebat. Di tribun, dengan dipimpin dirijen K-Conk Memed, ribuan K-Conk berjingkrak, bernyanyi dan lain-lain. Pertandingan pun dimulai antara P-MU melawan Persid Jember. Di tribun barat, puluhan BERNI (Jember Brani, supporter Persid) Terlihat juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan K-Conk. Para BERNI tersebut sebelumnya dijamu K-Conk Mania di Mabes K-Conk.
Sekitar delapan drum pun ditabuh. Sebagian drum yang ditabuh tersebut dibawa dan dipukul sendiri oleh para Bonek! Yap……kedekatan yang sangat harmonis! Genderang ditabuh, nyanyian dilantunkan. Maka riuh-lah suasana SGB sore tadi.

Berkat dukungan K-Conk dan Bonek pula, pemain P-MU bersemangat ditengah guyuran hujan lebat. P-MU menang dengan skor 2-1.

Oh ya, ada satu lagi. Bukti kualitas SGB sebagai stadion yang layak menggelar pertandingan Divisi Utama maupun Liga Primer Indonesia (LPI) terbukti hari ini. Hujan deras bahkan sangat deras, kondisi lapangan tetap bagus. Saya lihat TIDAK ADA genangan air sama sekali! Ini bukti system drainase lapangan yang sangat bagus. Bola pun tetap meluncur sempurna tanpa hambatan genangan air.

Bisa dibandingkan dengan lapangan stadion milik Persiba Balikpapan - Kaltim. Berkali-kali saya nonton di tivi saat siaran langsung, lapangan stadion tim yang berjuluk tim selicin minyak tersebut becek parah! Guyonan teman2, lapangan bola kok kayak sawah lagi dibajak! Padahal stadion tersebut menjadi homebase Persiba Balikpapan yang notabene klub yang berlaga di kasta tertinggi Liga Indonesia. Kesimpulannya, kualitas lapangan di SGB milik Pemkab Bangkalan jauh lebih bagus dari pada milik Persiba!

Setelah pertandingan bubar, saya kemudian masuk lapangan bersama Hasan Iroqi, Wakil Manajer Perseba Bangkalan. Kala saya injak rumput SGB dengan sepatu ku, alamaaaak......empuk! Dan benar alias sesuai dengan penglihatan saya dari atas tribun, TIDAK ADA GENANGAN air walau hujan deras! ini baru lapangan sepakbola! Saat saya puji seperti itu, Ra Hasan tersenyum bangga! 

Mungkin ada yang bertanya, kok K-Conk mendukung P-MU yang notabene adalah klub asal Pamekasan? Padahal K-Conk Mania supporter Perseba Bangkalan.

Yap, perlu dijelaskan, P-Mu dulu hanya bernama Persepam (Persatuan Sepakbola Pamekasan). Namun seiring perubahan manajemen setelah lolos ke Divisi Utama tahun 2011 kemarin, Persepam berganti nama Persepam Madura United (P-MU). Karena tidak adanya stadion yang layak di Pamekasan, P-MU pun menyewa SGB yang memang sangat bagus termasuk kualitas rumputnya. K-Conk bersedia mendukung penuh P-MU selama di Bangkalan sebagai bentuk solidaritas sesama orang Madura. Apalagi Perseba Bangkalan di Divisi I belum bertanding dan tidak diketahui kejelasan kompetisinya hingg saat ini.

Salam 1 Dhere, Taretan Dhibik! (Salam 1 Darah, Saudara Sendiri!
Salam 1 Nyali, WANI! 
Majulah sepakbola Madura! (Mad Topek)
Kisah sedih anjing malang yang dibunuh tuannya sendiri~
Seekor anjing yang sangat setia kepada tuannya.
 Kemanapun tuannya pergi ia selalu mengikutinya untuk melindungi sang tuan.
Ia sangat patuh dan selalu menuruti perintah tuannya.
Anjing ini memang jenis anjing yang langka.
Ia juga bisa berkomunikasi dengan manusia segala umur.
Kebetulan sang tuan mempunyai anak kecil yang mulai bisa bermain.
Anjing itu kadang ikut bermain dengannya.
Jadilah anjing itu sangat disayang tuannya sebagaimana sang anak.
Suatu ketika sang tuan pergi untuk berbelanja besar ke pasar yang biasa
ia lakukan setiap akhir pekan. Kali ini ia tidak mengajak anjing kesayangannya.
Sebab, ketika itu anaknya sedang pulas tidur di kamarnya.
Dan ia tugaskan anjingnya untuk menjaga sang anak.
Anjing itu menuruti apa kata tuannya walaupun raut mukanya menyiratkan
sedikit kekecewaan karena tidak bisa pergi bersama tuannya.
Ia kemudian naik ke tempat tidur di mana anak tuannya sedang pulas mendengkur.
Ia juga ikut tidur bersamanya untuk menemani dan menjaganya.
Mulailah sang tuan pergi menuju pasar. Sesampainya di sana,
ia beli barang-barang yang sudah ia rencanakan sebelumnya.
Tak lupa pula beberapa mainan kesayangan anaknya ia beli semua.
Terakhir untuk sang anjing, ia belikan tulang-tulang dan daging kesukannya.
Kemudian ia pulang dengan ceria karena ia telah dapat membeli semua barang sesuai rencana.
Sesampainya di rumah, ia langsung disambut oleh anjing
kesayangannya dengan penuh suka dan gembira.
Tapi sang tuan justru menampakkan ketidaksukaannya
sikap yang tidak pernah ia tunjukkan selama ini.
Ia heran melihat mulut anjingnya yang belepotan darah pertanda baru saja ia habis
makan besar. Ia mengira bahwa anjingnya telah memangsa sang anak yang ditinggalkannya.
Perasaan marah dan sedih berbaur jadi satu.
Dengan pikiran kalut ia amat menyesalkan dirinya sendiri mengapa ia tidak
 mengajak anjing pergi bersamanya atau pergi bersama anaknya atau...
Ia tidak lagi bisa berfikir dengan jernih. Dengan penuh marah dan geram,
langsung saja ia ambil sebilah golok panjang dan tanpa pikir lagi ia ayunkan golok itu
ke leher anjing yang selama ini selalu menemaninya.
Tak ada perlawanan sedikitpun dari sang anjing yang sedang gembira menyambut tuannya datang.
Darah muncrat membanjiri halaman rumah. Tubuh anjing itu langsung tergelepar,
tergolek,.. dan akhirnya tak bergerak lagi, mati.
Ia merasa puas telah membinasakan anjing yang telah merenggut nyawa anaknya.
Tapi perasaan sedih tetap saja tidak bisa ia pendam.
Dengan air mata yang menggenang di pelopak matanya,
ia pergi menuju kamar tempat tidur sang anak.
Ia ingin melihat sisa-sisa mayat dan tulang belulang anaknya.
Dibukalah pintu kamar dan langsung ia lemparkan pandangannya ke atas ranjang.
Namun, dengan mata melotot dan terbelalak-heran ia temukan seekor ular besar
tercabik-cabik di atas ranjang bekas tempat tidur anaknya semula.
Kemudian ia cepat bergegas menuju taman di belakang rumah tempat anak
dan anjingnya biasa bermain. Ia lihat di sana sang anak tertawa riang bermain di taman itu.
Sekarang, barulah ia menyadari semuanya bahwa ia salah sangka terhadap anjingnya
yang selalu setia kepadanya.
Sesungguhnya anjing itu sangat gembira ketika menyambut kedatangannya untuk
menunjukkan keberhasilannya menjaga anaknya dari gangguan ular berbisa.
"Anjing itu ternyata tetap setia dan prasangka itu telah membuatku lupa semuanya..
" sesalnya.
Jadi hikmah yang bisa diambil adalah kita jangan percaya dulu dengan apa yang kita yakini sebelum kebenaranya terkuak
jangan mementingkan emosi dalam mengatasi masalah dan jangan tergesa gesa dalam mengambil keputusan
Kisah sedih anjing malang yang dibunuh tuannya sendiri~
Seekor anjing yang sangat setia kepada tuannya.
 Kemanapun tuannya pergi ia selalu mengikutinya untuk melindungi sang tuan.
Ia sangat patuh dan selalu menuruti perintah tuannya.
Anjing ini memang jenis anjing yang langka.
Ia juga bisa berkomunikasi dengan manusia segala umur.
Kebetulan sang tuan mempunyai anak kecil yang mulai bisa bermain.
Anjing itu kadang ikut bermain dengannya.
Jadilah anjing itu sangat disayang tuannya sebagaimana sang anak.
Suatu ketika sang tuan pergi untuk berbelanja besar ke pasar yang biasa
ia lakukan setiap akhir pekan. Kali ini ia tidak mengajak anjing kesayangannya.
Sebab, ketika itu anaknya sedang pulas tidur di kamarnya.
Dan ia tugaskan anjingnya untuk menjaga sang anak.
Anjing itu menuruti apa kata tuannya walaupun raut mukanya menyiratkan
sedikit kekecewaan karena tidak bisa pergi bersama tuannya.
Ia kemudian naik ke tempat tidur di mana anak tuannya sedang pulas mendengkur.
Ia juga ikut tidur bersamanya untuk menemani dan menjaganya.
Mulailah sang tuan pergi menuju pasar. Sesampainya di sana,
ia beli barang-barang yang sudah ia rencanakan sebelumnya.
Tak lupa pula beberapa mainan kesayangan anaknya ia beli semua.
Terakhir untuk sang anjing, ia belikan tulang-tulang dan daging kesukannya.
Kemudian ia pulang dengan ceria karena ia telah dapat membeli semua barang sesuai rencana.
Sesampainya di rumah, ia langsung disambut oleh anjing
kesayangannya dengan penuh suka dan gembira.
Tapi sang tuan justru menampakkan ketidaksukaannya
sikap yang tidak pernah ia tunjukkan selama ini.
Ia heran melihat mulut anjingnya yang belepotan darah pertanda baru saja ia habis
makan besar. Ia mengira bahwa anjingnya telah memangsa sang anak yang ditinggalkannya.
Perasaan marah dan sedih berbaur jadi satu.
Dengan pikiran kalut ia amat menyesalkan dirinya sendiri mengapa ia tidak
 mengajak anjing pergi bersamanya atau pergi bersama anaknya atau...
Ia tidak lagi bisa berfikir dengan jernih. Dengan penuh marah dan geram,
langsung saja ia ambil sebilah golok panjang dan tanpa pikir lagi ia ayunkan golok itu
ke leher anjing yang selama ini selalu menemaninya.
Tak ada perlawanan sedikitpun dari sang anjing yang sedang gembira menyambut tuannya datang.
Darah muncrat membanjiri halaman rumah. Tubuh anjing itu langsung tergelepar,
tergolek,.. dan akhirnya tak bergerak lagi, mati.
Ia merasa puas telah membinasakan anjing yang telah merenggut nyawa anaknya.
Tapi perasaan sedih tetap saja tidak bisa ia pendam.
Dengan air mata yang menggenang di pelopak matanya,
ia pergi menuju kamar tempat tidur sang anak.
Ia ingin melihat sisa-sisa mayat dan tulang belulang anaknya.
Dibukalah pintu kamar dan langsung ia lemparkan pandangannya ke atas ranjang.
Namun, dengan mata melotot dan terbelalak-heran ia temukan seekor ular besar
tercabik-cabik di atas ranjang bekas tempat tidur anaknya semula.
Kemudian ia cepat bergegas menuju taman di belakang rumah tempat anak
dan anjingnya biasa bermain. Ia lihat di sana sang anak tertawa riang bermain di taman itu.
Sekarang, barulah ia menyadari semuanya bahwa ia salah sangka terhadap anjingnya
yang selalu setia kepadanya.
Sesungguhnya anjing itu sangat gembira ketika menyambut kedatangannya untuk
menunjukkan keberhasilannya menjaga anaknya dari gangguan ular berbisa.
"Anjing itu ternyata tetap setia dan prasangka itu telah membuatku lupa semuanya..
" sesalnya.
Jadi hikmah yang bisa diambil adalah kita jangan percaya dulu dengan apa yang kita yakini sebelum kebenaranya terkuak
jangan mementingkan emosi dalam mengatasi masalah dan jangan tergesa gesa dalam mengambil keputusan